Cerita Hantu Legenda Indonesia, Sumiati

Cerita Legenda Sumiati

Indonesia memang memiliki berbagai macam adat istiadat dan agama serta tempat-tempat yang dijadikan tempat traveling oleh wisatawan lokal, maupun internasional. Namun, disetiap daerah itu juga pasti memiliki urban legendanya masing-masing. Legenda yang biasanya berupa kisah tutur itu terus menerus di kisahkan lintas generasi. Seperti halnya di kota Makassar, Sulawesi Selatan, siapa sih yang tidak pernah dengar nama Sumiati? Nama yang khas Jawa ini di kenal sebagai sosok hantu wanita disana.

Sejak tahun 1990-an sampai sekarang, legenda hantu Sumiati pun tak kunjung padam, yang belum kenal, yuk kenalan.

Menurut mitos. Kalau biasanya kisah hantu identik dengan satu spot tempat saja, yang ini beda. Konon kabarnya, si Sumiati ini menghantui hampir seluruh penjuru kota. Apa tidak ngeri tuh kalau dia bisa kemana-mana?

Ada mitos lainnya mengatakan, bahwa sesungguhnya Sumiati hanya menampakkan dirinya atau meneror orang-orang yang pekerjaannya sebagai tukang becak dan supir antar kota. Ada apa dengan mereka?

Sumiati menemui ajal di perjalanan. Karena kematiannya yang tragis, arwahnya jadi tidak tenang dan menjadi hantu perempuan paling menakutkan. Kalau di ibaratkan dengan film horor jepang, dia mirip hantu Kayako.

Tak usah panjang lebar pada tahun 2015 bulan April, Gue lupa tanggal berapa. Gue berangkat dari jalan perintis menuju ke rumah sakit Wahidin untuk menjenguk salah seorang teman Gue bernama Nurdin yang sedang mengalami sebuah kecelakaan. Mendengar kabar itu Gue bergegas langsung keluar dari kost dan berdiri di pinggir jalanan sambil menunggu mobil angkot.

Waktu itu jam menunjukkan kurang lebih pukul 23:30 Wita, sekitar 20 menit menunggu di pinggir jalan, tiba-tiba datanglah sebuah mobil angkot yang dari arah selatan menuju ke arah utara.

Kondisi mobil itu menunjukkan seolah-olah mobil itu ada di tahun 90 an, dengan corak mobil berwarna hijau yang hampir pudar dan ruangan mobil itu di sinari bola lampu kuning menambah keseraman mobil angkot itu.

Ketika mobil itu berhenti di hadapan, Gue langsung bilang “pak rumah sakit wahidin”. Pak supir tidak menjawab apa-apa hanya mengangukkan kepalanya seolah-olah memberi isyarat (silahkan masuk).

Tanpa berpikir panjang panjang Gue langsung masuk ke dalam mobil angkot itu. Kebetulan ada seorang wanita yang lumayan cantik duduk berhadapan dengan saya.

Entah mengapa tiba-tiba Gue merasakan ada angin lewat di pundakku sampai-sampai membuat bulu kudukku merinding. Pas ketika Gue menoleh ke depan kaca yang ada di depan mobil, Gue sontak kaget melihat pak supir mengeluarkan lidahnya dan matanya di penuhi dengan darah. Gue sontak saja memalingkan pandangan Gue ke arah yang lain.

Dalam hati Gue berkata “ya Allah, Gue salah naik angkot”. Akhirnya Gue hanya menundukkan kepala Gue agar mereka tak menggangu saya, sedikit demi sedikit Gue memperhatikan wanita yang duduk berhadapan dengan saya.

Wanita itu hanya menatap ke depan, pandangannya kosong dan tercium bau yang menyengat, membuat Gue memberanikan diri untuk ngobrol dengan gadis itu.

“Mau kemana ki?”.
Jawabnya “mau kah ke kantor polsek tallo'”. Menggunakan logat Makassar dengan nada bicara yang pelan tapi sangat menyeramkan.
“Apa di bikin di kantor polsek?” kata saya.
“Ada orang yang bunuh ka, jadi mau kah melapor”.

Mendengar pernyataannya seperti itu Gue berpikir “ada yang tidak beres nih”. Dengan hembusan napas yang mendesah-desah dan jantung Gue berdegup kencang, Gue memberanikan diri untuk bertanya kembali.

Pas Gue ingin bertanya kembali, wanita itu memalingkan wajahnya kepada saya, dengan tatapan yang sangat tajam seolah-olah dia marah terhadap saya. Secara tiba-tiba hidung dan mulutnya mengeluarkan darah. Gue yang melihat kejadian itu kaget dan pasrah saja.

Gue mau ngapain, mau kabur tidak bisa mobil sementara jalan. Mau teriak, siapa yang mau dengar itu hanya malah membuat dia menakut-nakuti saya.

Intinya kalau malam ini mati ya mati saja deh, itulah yang terlintas di pikiranku malam itu. Akhirnya Gue bertanya kembali “Siapa namata”. Jawabnya dengan singkat “Sumiati”. Oh ternyata ini yang di bilang Sumiati (pikirku).

“Kenapa di ganggu kah, apa salahku” jawabnya.
“Mau na ji ku cerita tentang kematianku”.
Singkat cerita akhirnya Gue menyimpulkan percakapan Gue dengan Sumiati.

Dia di bunuh oleh warga dengan tuduhan berselingkuh dengan suami orang, karena adat istiadat orang Makassar sangat keras waktu itu. Katanya dia tidak melakukan semua itu, dia juga mengatakan bahwa dia sangat cantik pada waktu itu.

Banyak orang yang ingin menyukainya dan teman-teman prianya juga pun begitu, tapi dia menolak. Dan dalang dari pembunuhan itu adalah temannya sendiri yang menggerakan massa sebanyak 10 orang. 5 orang yang membunuhnya dan 5 orang lagi menjaga situasi pembunuhan di lokasi pembunuhan tersebut.

Itulah cerita Gue tentang Sumiati, serius cerita ini tidak pernah Gue ceritakan kepada teman maupun keluarga saya. Karena Gue tahu, orang yang tidak percaya dengan hal-hal yang berbau mistis mana mungkin percaya. Sebab orang yang percaya dengan mistis saja belum tentu dia percaya dengan apa yang Gue ceritakan kalau mereka tak pernah mengalaminya.